Tawakuf

Kami sedang membicarakan tawakuf jum’at nanti. Penutupan pengajian anak2 TK dan TPQ juga pembukaan pesantren Ramadhan. Lalu tiba2 seleret rasa melintas dan aku menangis tersedu. Bu Nur mengelus punggungku, sambil menyabar2kan aku.

Bukan, aku bukan sedih… seleret rasa ini adalah rasa syukur yg tak terhingga. Bahagia tak terperi. Betapa bersyukur aku telah melewati setahun terakhir yang penuh warna n penuh tantangan. Semua bayangan2 buruk tak terbukti, sungguh Allah Maha Baik.

Khitan massal tetap terselenggara walau pesertanya lebih sedikit, pelangi nusa tetap jalan, pesantren ramadhan tetap jalan walau santri hanya separuh dr biasa, hampers lebaran sudah disiapkan bahkan sebelum ramadhan datang, walau jumlahnya jauuh berkurang. Entah darimana kekuatan itu berasal, entah uang dari mana utk membiayai semua itu.  Iyaa.. dari donatur budiman laaah.. pasti Allah yang menggerakkan hati donatur2 ini.. cuma awalnya gak kebayang aja bisa jalan semua.

Ada sih yang harus dipangkas, selalu terngiang kalimat “jangan terjajah oleh keinginanmu, sehingga merasa dunia berhenti berputar jika yang kamu inginkan tidak kamu dapatkan. Kamu gak apa2, orang2 itu juga gak apa2 kok kalo program kamu gak jalan. Jangan kamu fikir Allah gak memikirkan, semua sudah dalam perencanaan Allah hingga ke detail2nya”.

Guru benar, yang berat itu memikirkan apa yang seharusnya tidak kita fikirkan, yang bukan porsi kita. Yang susah itu memikirkan yang belum terjadi dengan sudut pandang negatif. Yang menakutkan itu yang tidak terlihat tapi kita persepsikan buruk. Lakukan saja apa yang bisa, fikirkan aja apa yg kamu mampu. Berendah hatilah utk mengakui bahwa kamu makhluk yg lemah, yang tak bisa sempurna menjalani hidup. Stay slay apapun yang terjadi.

Well heni, kamu punya beberapa hari sebelum Ramadhan tiba. Tawakuf, tutup masa kemarin dengan berjuta syukur. Introspeksi setiap langkah n perbaiki kesalahan. Apa yang terjadi memang sudah seharusnya terjadi, tak perlu merasa bersalah atau mencari siapa yang salah. Fokus saja menjadi versi terbaik dari dirimu seraya perbanyak istighfar agar setan tak memboncengi apapun yang kamu niatkan sebagai kebaikan…

Terima kasih Allah, syukurku tak terbilang. Terima kasih, terima kasih, terima kasih, alhamdulillah…

Izinkan aku bertemu Ramadhan tahun ini dengan hati bersih dan kebahagiaan. Izinkan aku maksimalkan Ramadhan ini utk mendekat kepadaMu, ijinkan aku jadikan Ramadhan tahun ini sebagai Ramadhan terbaikku… marhaban ya Ramadhan

Tinggalkan komentar